Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) memberikan beasiswa program master (S2) dan doktor (S3) untuk menempuh pendidikan ke luar negeri. Beasiswa tersebut ditujukan bagi para 1076 dosen pada perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal mengatakan pemerintah mengirimkan 400 dosen ke wilayah Asia, 250 dosen ke Australia, dan 300 dosen ke Eropa. "Tahun depan rencananya kami tambah lagi 800 orang dosen baru," katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Selasa (8/7).
Fasli menyebutkan, total dana yang dihabiskan untuk program beasiswa dosen ini mencapai Rp 600 miliar. Pada 2009 angka ditargetkan naik menjadi lebih dari Rp 1 triliun, khusus untuk melayani 130 ribu dosen negeri dan swasta. Targetnya, delapan tahun mendatang tidak ada lagi dosen PTN dan PTS di Indonesia yang mengajar di perguruan tinggi, tetapi memiliki kualifikasi di bawah S2.
Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti, Muchlas Samani menyebutkan, awal perkuliahan untuk beasiswa pada Batch III adalah pada bulan September dan Oktober 2008 bagi sebanyak 617 dosen, sedangkan sebelumnya, pada Batch I dan II telah terseleksi sebanyak 459 dosen.
Adapun lama pemberian beasiswa maksimum tiga tahun untuk program S3 dan dua tahun untuk program S2. Komponen biaya yang diberikan meliputi uang kuliah, biaya hidup untuk penerima beasiswa (tidak termasuk keluarga), tiket pesawat pergi-pulang, asuransi kesehatan, biaya buku, biaya kedatangan di negara lain (settling allowance), biaya persiapan keberangkatan (visa, cek kesehatan, paspor, fiskal) biaya kelebihan bagasi kepulangan, biaya program khusus (seminar), biaya penelitian dan penulisan tugas akhir, dan biaya pendaftaran ke universitas. Besaran beasiswa disesuaikan dengan kondisi di negara-negara tujuan.
Sementara persyaratan bagi pelamar adalah sudah memperoleh letter of acceptance yang masih berlaku dari institusi dan/atau calon pembimbing dari perguruan luar negeri yang berkualitas (diutamakan dari perguruan tinggi negara maju), melampirkan copy ijazah dan transkrip indeks prestasi kumulatif (IPK) yang telah dilegalasi, melampirkan copy sertifikat bukti kemampuan Bahasa Inggris (TOEFL Institusional 500, IELTS 6,0) atau bahasa asing lainnya sesuai dengan ketentuan dari perguruan tinggi tujuan masing-masing, dan untuk pelamar S3 melampirkan usulan penelitian yang telah disetujui oleh (atau paling tidak sudah dikomunikasikan) calon pembimbing di perguruan tinggi luar negeri.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal mengatakan pemerintah mengirimkan 400 dosen ke wilayah Asia, 250 dosen ke Australia, dan 300 dosen ke Eropa. "Tahun depan rencananya kami tambah lagi 800 orang dosen baru," katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Selasa (8/7).
Fasli menyebutkan, total dana yang dihabiskan untuk program beasiswa dosen ini mencapai Rp 600 miliar. Pada 2009 angka ditargetkan naik menjadi lebih dari Rp 1 triliun, khusus untuk melayani 130 ribu dosen negeri dan swasta. Targetnya, delapan tahun mendatang tidak ada lagi dosen PTN dan PTS di Indonesia yang mengajar di perguruan tinggi, tetapi memiliki kualifikasi di bawah S2.
Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti, Muchlas Samani menyebutkan, awal perkuliahan untuk beasiswa pada Batch III adalah pada bulan September dan Oktober 2008 bagi sebanyak 617 dosen, sedangkan sebelumnya, pada Batch I dan II telah terseleksi sebanyak 459 dosen.
Adapun lama pemberian beasiswa maksimum tiga tahun untuk program S3 dan dua tahun untuk program S2. Komponen biaya yang diberikan meliputi uang kuliah, biaya hidup untuk penerima beasiswa (tidak termasuk keluarga), tiket pesawat pergi-pulang, asuransi kesehatan, biaya buku, biaya kedatangan di negara lain (settling allowance), biaya persiapan keberangkatan (visa, cek kesehatan, paspor, fiskal) biaya kelebihan bagasi kepulangan, biaya program khusus (seminar), biaya penelitian dan penulisan tugas akhir, dan biaya pendaftaran ke universitas. Besaran beasiswa disesuaikan dengan kondisi di negara-negara tujuan.
Sementara persyaratan bagi pelamar adalah sudah memperoleh letter of acceptance yang masih berlaku dari institusi dan/atau calon pembimbing dari perguruan luar negeri yang berkualitas (diutamakan dari perguruan tinggi negara maju), melampirkan copy ijazah dan transkrip indeks prestasi kumulatif (IPK) yang telah dilegalasi, melampirkan copy sertifikat bukti kemampuan Bahasa Inggris (TOEFL Institusional 500, IELTS 6,0) atau bahasa asing lainnya sesuai dengan ketentuan dari perguruan tinggi tujuan masing-masing, dan untuk pelamar S3 melampirkan usulan penelitian yang telah disetujui oleh (atau paling tidak sudah dikomunikasikan) calon pembimbing di perguruan tinggi luar negeri.