The newest offerings and updated daily

Thursday, May 15, 2008

PERSIAPAN MENDAFTAR BEASISWA

Oleh : Anggiet Ariefianto

Ketika memilih sebuah beasiswa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperbesar kemungkinan kita untuk mendapatkan beasiswanya. Karena kesempatan beasiswa hanya datang setahun sekali, harus sangat berhati-hati memilih dan mendaftar beasiswa

1. Lihat kemampuan dan kesiapan diri sendiri
Kalau ada tawaran beasiswa, harus ada rekoleksi diri yang jujur. Apakah saya memenuhi syarat terutama dalam hal usia, pekerjaan, latar belakang pendidikan, pendanaan, kesehatan dst. Misalnya, kalau memang tidak punya cadangan dana hindari beasiswa yang parsial, kecuali kalau memang siap menghadapi resiko kesulitan financial di negara orang (meskipun biasanya
akhirnya teratasi). Kalau memang punya bayi dan beasiswa yang didaftar tidak mengcover keluarga lalu merasa tidak siap meninggalkan keluarga ya jangan daftar dulu, mungkin ditunda sampai anak lebih besar. Pikirkan baik-baik, dapatkah saya meninggalkan keluarga, pekerjaan, kampong halaman dst. Selama saya study saya sering sekali jadi tempat curhat ibu-ibu yang harus meninggalkan anak dan suami dan juga suami-suami yang jadi kurang gizi karena jauh dari istri. Pindah ke suatu tempat yang tidak kita kenal, jauh dari keluarga tidak mudah, apalagi kalau kita tidak menguasai bahasa setempat. Pertimbangkan juga stress yang akan muncul kemudian, homesickness dst. Ketika sudah mengambil keputusan, 'deal with it', jangan cengeng di negeri orang yang akhirnya akan merepotkan komunitas Indonesia di sana. Ketika saya studi di Melbourne ada salah satu rekan saya minta pulang setelah 2 minggu sekolah karena tidak tahan hidup tanpa istri (manja amat sich? Hari gini?)

2. Lihat posibilitas untuk mendaftar
Hampir tidak mungkin mendaftar beasiswa tanpa restu dan ijin atasan. Sebelum mendaftar, yakinkan bahwa atasan (artinya bos, pasangan dan keluarga) itu mendukung. Salah satu dosen IALF pernah curhat ke saya karena salah satu kandidat beasiswa AUSAID yang tidak jadi berangkat karena suaminya tidak mengijinkan (lho waktu itu apa tidak pamit?). Saya juga banyak menemukan masalah dimana atasan tidak mengijinkan (alasannya bisa karena sirik, gak
mau kehilangan staf, dst.)

3. Pahami betul persyaratan beasiswa yang akan di daftar Setiap beasiswa ada peraturannya sendiri. Ada yang menetapkan batasan usia, hanya terbatas untuk bidang tertentu, hanya untuk kalangan tertentu (berdasarkan geografis, agama, etnis, status pekerjaan dst), harus punya pengalaman kerja minimal ….. tahun, dst. Pastikan bahwa kita memenuhi SEMUA kriteria yang diminta, karena seleksi awal adalah kelengkapan dokumen.
.
4. Pahami betul aplikasi beasiswanya
Mengisi formulir beasiswa juga gampan-gampang susah. Kebanyakan beasiswa menilai kualifikasi pendaftar dari motivation letter. Pengalaman saya membantu anggota milis beasiswa membuat motivation letter, kebanyakan motivation letter dari pendaftar beasiswa Indonesia itu isinya muter2, banyak pakai kata-kata yang berbunga-bunga, padahal kalau disaring tidak ada isinya. Biasakan mengisi motivation letter itu singkat dan padat, jadi yang membaca langsung mengerti apa yang mau disampaikan, kualifikasi pendaftar dst. Harap diingat bahwa penyeleksi beasiswa itu harus membaca ribuan aplikasi, jadi seleksi pertama biasanya kelengkapan dokumen, setelah itu baru motivation letter dibaca. Dalah satu hari seorang penyeleksi harus membaca puluhan motivation letter. Kalau motivation letter kita tidak jelas, kemungkinan langsung dicoret. Saya biasanya pakai system dot point dalam menulis yang diikuti penjelasan, karena itu sangat memudahkan pembaca untuk mengikuti isi tulisan saya

Dalam mengisi formulir beasiswa sebaiknya berkonsultasi dengan orang2 yang pernah memperoleh beasiswa itu karena mereka mungkin punya jurus2 jitu yang tidak kita sadari. Pada waktu saya daftar Ausaid, boleh dibilang kakak saya yang mengisi formnya melalui beberapa tahap revisi. Jangan lupa memenuhi SEMUA persyaratan beasiswa. Kalau yang diminta international TOEFL, pastikan yang dikirimkan adalah international TOEFL, jangan yang institusional. Kalau diminta tiga referensi, pastikan memang menyertakan tiga referensi. Sebaiknya referensi itu minimal satu dari atasan. Pastikan aplikasi lengkap waktu dikirim dan dikirim sebelum deadline, dst.

5. Persiapkan peralatan tempur
Mencari beasiswa itu lebih dari sekedar cari bidang yang diingini dan isi formulir. Ketika kita sudah merasa siap mental untuk mendaftar dan 'jalan menujur Roma' sudah dibersihkan dari onak dan duri, persiapkan diri betul. Selidiki budaya dan kebiasaan masyarakat negara tempat tujuan, supaya kamu bisa mengantisipasi kondisi di sana. Dalam setiap wawancara, ada beberapa pertanyaan yang intinya ingin menguji kesiapan mental kita untuk tinggal di negara orang dan pengetahuan kita terhadap kehidupan sosial di sana. Setiap wawancara pertanyaannya standar, di sana mau kuliah apa, kenapa ambil kuliah itu, bagaimana nanti mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, dst. Lakukan persiapan yang matang sebelum maju wawancara

6. Banyak berdoa
Kalau aplikasi sudah dikirim, sambil menunggu panggilan, banyak-banyaklah berdoa, yang diatas juga perlu diyakinkan kenapa beasiswa itu penting buat kamu. Biasakan kalau sudah mendaftar beasiswa segera lupakan, khan belum tentu dapat. Kalau memang dipanggil baru berpanik-panik ria.

The way to AMINEF in Gedung Balai Pustaka

American Indonesian Exchange Foundation
Balai Pustaka Building, 6th. Floor
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4
Jakarta 10720, Indonesia

1. The buses which goes to Senen Bus Station all of them pass through Gedung Balai Pustaka. Especially which route is through Pasar Baru .

2. Bus Transjakarta, from Blok M you have to change the bus 2-3 times.
Way 1 : from Blok M change the bus in Dukuh Atas bus stop to the bus towards Pulogadung, then take a bus in Pramuka bus stop towards Ancol, this bus pass through Gedung Balai Pustaka. The closest bus stop (Budi Utomo) is about 800 meters from Gedung Balai .
Way 2 : From Blok M take the bus in the Harmoni Bus Stop, the bus towards Pulogadung, get down in Senen Bus Stop and walk about 800 meters, or from this bus stop take the bus towards Ancol and get down as mentioned in way 1. About the distance, this two bus stops is about the same. (It is better if you take ojek or bajaj from this bus stop to Gedung Balai Pustaka)

3. If you take taxi with old tariff (TL=Tarif Lama) from blok M with no traffic jam is about Rp. 30.000,00.

4. From Blok M use bus Patas AC 76. Gedung Balai Pustaka is in the right side, after you pass through Depag, and say to conductor "Balai Pustaka"

5. Use a busway from Blok M towards Kota, get down in Sawah Besar bus stop. From here take a Mikrolet M12 towards Senen. After cross road Wahidin and before senen get down and cross the street.

Living Cost in Germany

Living Cost in Germany is vary from city to city, but this is th case if you stay in Aachen, Germany
Student accommodation or private sharing : 180 - 230 euros per month
Food : 10 - 12 euros per day (if eating outside)
Transport for students : free within Aachen and until Koln and Dusseldorf in regional trains)

Living Cost In Austria

Living Cost in Austria is depending on the city, for example the Capital of Austria, Vienna:
- Dormitory is about 250-400 euro per month.
- Living Cost 200-400 euro per month.
- Transportation 128 euro per 4 months (student and age < 26), or 49 euro per month (ordinary)

For visa, it has to be a letter from the University/Scholl in Austria. It takes about 2-3 months.

Where to do GMAT Test

GMAT Tests are held in Jakarta, Indonesia :
1. EEC Slipi +62-21 5320044 or +62-215323176
2. Kaplan GMAT Preparation +62-81388908450, +62-21 5211588, +62-215211701 (Information abaout this test can be asked in that number)
3. Or this number +62-213159225

Blog Archive

Other References