The newest offerings and updated daily

Thursday, May 15, 2008

Seni Mencari Beasiswa

Oleh : Anggiet Ariefianto

Memilih beasiswa bisa dilakukan dengan berbagai cara yang semuanya sah. Idealnya mencari beasiswa itu mengacu kepada kebutuhan, keinginan, kemampuan
dan kemungkinan

1. Berdasarkan jurusan
Sebagian orang memilih beasiswa karena ingin mendalami bidang tertentu yang super spesifik, misalnya nano biologi. Tidak masalah studinya di Negara mana. Jika demikian, yang harus dilakukan adalah membuat data universitas yang memiliki program yang diingini, kemudian lihat kemungkinannya, adakah beasiswa yang bisa mendukung untuk ambil program itu di uni yang diinginkan Harap diingat, meskipun namanya sama, belum tentu muatan materi ajarnya sama. Ambil contoh misalnya gender studies. Ternyata banyak mainstreamnya seperti women studies, gay studies, domestic violence, gender in development dst. Pengamatan saya di Australia, banyak uni yang sama nama programnya tapi dari mata kuliahnya akan terlihat lebih berfokus ke mana. Ini yang seringkali tidak diantisipasi oleh pendaftar (termasuk saya sendiri). Survey yang akurat dan komprihensif diperlukan, pastikan kita tahu betul apa muatan jurusan yang dituju, karena biasanya pada saat wawancara kita juga harus bisa menjelaskan kenapa kita mau ambil bidang itu di universitas itu

2. Berdasarkan Negara
Sebagian orang terobsesi ingin sekolah di negara tertentu. Maka yang harus dilakukan adalah mencari beasiswa yang tersedia dari Negara yang bersangkutan. Seringkali sebuah Negara memberikan lebih dari satu skema beasiswa. Australia misalnya memberikan beasiswa melalui ADS, tetapi juga ada IAFTP. Selain itu universitas Australia juga memiliki skema beasiswanya sendiri. Alasan ini yang saya pakai waktu daftar ADS, karena kakak-kakak saya semua dapat ADS, ya saya tidak mau kalah, jadi karena ingin sekolah di Australia ya meriset bidang apa sich yang cocok untuk saya, di universitas mana, dst.

3. Berdasarkan beasiswa yang ada
Banyak orang mendaftar beasiswa berdasarkan tawaran yang ada. Ini biasanya terjadi kalau ada beasiswa besar yang memulai seleksi seperti ADS dan Stuned. Dalam hal ini kemampuan untuk memperoleh informasi sangat berperan. Banyak orang tertarik mendaftar karena memperoleh informasi beasiswa yang ternyata cocok untuk mereka. Metode ini saya pakai untuk mendaftar tiga beasiswa terakhir yang saya peroleh. Sering-sering saja mengikuti email-email yang muncul di milis beasiswa. Kalau ada yang kira-kira menarik, kita memenuhi syarat, iseng daftar. Harap disadari, biasanya informasi dating mepet atau sudah terlambat, jadi biasakan sedia payung sebelum hujan. Saya selalu punya ijasah IELTS/TOEFL yang masih valid dan referensi2 yang bisa saya sisipkan. Pernah mendaftar beasiswa hanya butuh waktu 2 hari untuk mengumpulkan dokumen, mengisi form dan mengirim. Triknya mudah saja, surat rekomendasi tidak ada tanggalnya, pada bagian akhir mengatakan, mendukung untuk studi lebih lanjut. Jadi semua tidak spesifik. Pada akhirnya hanya perlu modal fotokopi dan ongkos kirim.

4. Berdasarkan jumlah nominal beasiswa
Biaya hidup di luar negeri biasanya lebih tinggi dari di Indonesia dan banyak beasiswa hanyalah parsial atau mengikuti UMR Negara setempat, jadi hidup pas-pasan. Beasiswa parsial biasanya hanya memberikan gratis uang sekolah, gratis uang sekolah dan uang saku tapi tidak mengganti tiket, gratis uang sekolah dan akomodasi tapi tidak memberi uang saku dst. Pelajari betul skema beasiswa yang diminati, apa saja yang tercover. Kalau memang mau nekat ambil beasiswa parsial, selidiki betul bagaimana menutup kekurangan beasiswanya. Apakah ada badan lain yang dapat membantu (termasuk orang tua, pasangan, jual property dst) ataukah universitas sendiri dapat membantu. Pengalaman teman2 saya yang menerima beasiswa AMINEF beasiswanya memang kurang, tapi universitas tujuan biasanya membantu dgn memberi pekerjaan sebagai asisten dst. Kalau saya pribadi saya punya prinsip saya tidak akan ambil beasiswa yang tidak mengcover penuh.

The way to AMINEF in Gedung Balai Pustaka

American Indonesian Exchange Foundation
Balai Pustaka Building, 6th. Floor
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4
Jakarta 10720, Indonesia

1. The buses which goes to Senen Bus Station all of them pass through Gedung Balai Pustaka. Especially which route is through Pasar Baru .

2. Bus Transjakarta, from Blok M you have to change the bus 2-3 times.
Way 1 : from Blok M change the bus in Dukuh Atas bus stop to the bus towards Pulogadung, then take a bus in Pramuka bus stop towards Ancol, this bus pass through Gedung Balai Pustaka. The closest bus stop (Budi Utomo) is about 800 meters from Gedung Balai .
Way 2 : From Blok M take the bus in the Harmoni Bus Stop, the bus towards Pulogadung, get down in Senen Bus Stop and walk about 800 meters, or from this bus stop take the bus towards Ancol and get down as mentioned in way 1. About the distance, this two bus stops is about the same. (It is better if you take ojek or bajaj from this bus stop to Gedung Balai Pustaka)

3. If you take taxi with old tariff (TL=Tarif Lama) from blok M with no traffic jam is about Rp. 30.000,00.

4. From Blok M use bus Patas AC 76. Gedung Balai Pustaka is in the right side, after you pass through Depag, and say to conductor "Balai Pustaka"

5. Use a busway from Blok M towards Kota, get down in Sawah Besar bus stop. From here take a Mikrolet M12 towards Senen. After cross road Wahidin and before senen get down and cross the street.

Living Cost in Germany

Living Cost in Germany is vary from city to city, but this is th case if you stay in Aachen, Germany
Student accommodation or private sharing : 180 - 230 euros per month
Food : 10 - 12 euros per day (if eating outside)
Transport for students : free within Aachen and until Koln and Dusseldorf in regional trains)

Living Cost In Austria

Living Cost in Austria is depending on the city, for example the Capital of Austria, Vienna:
- Dormitory is about 250-400 euro per month.
- Living Cost 200-400 euro per month.
- Transportation 128 euro per 4 months (student and age < 26), or 49 euro per month (ordinary)

For visa, it has to be a letter from the University/Scholl in Austria. It takes about 2-3 months.

Where to do GMAT Test

GMAT Tests are held in Jakarta, Indonesia :
1. EEC Slipi +62-21 5320044 or +62-215323176
2. Kaplan GMAT Preparation +62-81388908450, +62-21 5211588, +62-215211701 (Information abaout this test can be asked in that number)
3. Or this number +62-213159225

Blog Archive

Other References